Laporan Praktikum Biologi Perikanan – Tingkat Kematangan Gonad, Indeks Kematangan dan Fekunditas

Tingkat Kematangan Gonad, Indeks Kematangan dan Fekunditas

I. PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang

Perikanan menjadi salah satu sektor penyedia sumberdaya hayati yang mampu memberikan sumbangsi terhadap kemajuan ilmu sains. Salah satu aspek yang umumnya menjadi pusat kajian adalah aspek biologi perikanan. Dalam memahami aspek biologi perikanan, seringkali dilakukan analisis dan pengamatan terhadap organisme yang termasuk dalam disiplin ilmu perikanan. Dalam analisa dan pengamatan tersebut, berbagai parameter berupa kebiasaan makan, fekunditas dan kematangan gonad dapat diukur dengan tujuan untuk mengetahui kebiasaan hidup dan kebutuhan dari organisme tersebut.

Aspek biologi pada perikanan merupakan aspek penting dalam kajian ilmu-ilmu perikanan, pada umumnya ikan menjadi salah satu organisme yang sering digunakan sebagai obyek penelitian. Penelitian-penelitian mengenai kehidupan ikan telah berkembang dan kini mengalami spesifikasi secara sistematis.

Parameter yang biasanya diukur adalah tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, dan fekunditas serta beberapa parameter lainnya. Fekunditas adalah semua telur-telur yang telah siap untuk dikeluarkan pada waktu pemijahan. Dengan mengetahui fekunditas, dapat ditaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan dan juga dapat ditentukan jumlah ikan yang akan hidup dalam kelas umur yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan praktikum laboratorium untuk mengetahui berbagai sifat biologis ikan terutama tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, dan fekunditas.

1.2.       Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1.      Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad pada Ikan Selar (Selaroides sppbaik jantan dmaupun betina.

2.      Untuk mengetahui indeks kematangan gonad pada Ikan Selar (Selaroides sppbaik jantan dmaupun betina.

3.      Untuk mengetahui fekunditas pada Ikan Selar betina

1.3.       Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat memahami serta meningkatkan pengetahuan mengenai tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, dan fekunditas ikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.       Morfologi Ikan Selar (Selaroides spp)

Ikan selar termasuk dalam kelompok ikan pelagis kecil dari famili Carangidae. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1997) terdapat dua jenis ikan selar yang umumnya tertangkap di perairan Indonesia yaitu selar kuning (Selaroides leptolepis) dan selar bentong (Selar crumenophthalmus).

Ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) memiliki bentuk badan yang lonjong, pipih. Bagian atas tubuhnya berwarna hijau kebiruan, bagian bawah berwarna putih keperakan. Terdapat pita warna kuning keemasan membujur mulai dari mata sampai sirip ekor. Pada tutup insang bagian atas terdapat bintik warna gelap. Ikan selar bentong (Selaroides leptolepis) memiliki bentuk badan dan warna yang sama dengan selar kuning tetapi memiliki mata yang lebih besar dan warna sirip keabuabuan atau pucat (Wiyono, 2001).

Ikan selar hijau (Atule mate) juga tennasuk famili Carangidae yang memiliki ciri hampir sama dengan ikan selar kuning. Perbedaanya pada ikan selar hijau terdapat pita wama hijau membujur mulai dari mata sampai sirip ekor. Memiliki adipose eyelid, kecuali pada bagian pipih yang terdapat vertical sin.

2.2.       Klasifikasi Ikan Selar (Selaroides spp)

Klasifikasi selar menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:

Phylum : Chordata;

Sub Phylum : Vertebrata;

Class : Pisces;

Sub Class : Teleostei;

Ordo : Percomorphi;

Sub Ordo : Percoidea;

Famili : Caranggidea;

Genus : Caranx;

Sub Genus : Selar

Species : Selarouides leptolepsis

Nama Indonesia : Selar

Nama Lokal Ternate : Tude

Gambar 1.1. Ikan selar (Selarroides leptolepsis) (FAO, 1984)

2.3.       Habitat Dan Penyebaran

Daerah penyebaran ikan selar hijau (Atule mate) selain di Indonesia ikan ini juga terdapat di Samudera Hindia bagian barat dan timur (FAO 2002). Ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) dan selar bentong (Selar cntmenopthalmus) menyebar di wilayah perairan timur Sumatera, utara Jawa, Selat Malaka, barat Sumatera, timur Kalimantan, utara dan selatan Sulawesi, Maluku serta irian Jaya.

2.4.       Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Tingkat Kematangan Gonad (TKG) merupakan salah satu pengetahuan dasar dari biologi reproduksi pada suatu ketersediaan ikan. Penentuan TKG secara morfologi dapat dilihat dari bentuk, panjang, berat dan warna serta perkembangan isi gonad, sedangkan histologi dapat dilihat dari anatomi perkembangan gonadnya. Tingkat kematangan gonad merupakan tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan itu berpijah perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari pross reproduksi ikan betina dimana perkembangan gonad tersebut terjadi akibat proses vitellogenesis yaitu proses pegendapan telur kuning telur pada tiap-tiap individu telur ikan. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad (Effendi, 1979).

Perkembangan gonad semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10 – 25 % dari berat tubuh dan ikan jantan sebesar 5 – 10 % . Dalam biologi perikanan pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang melakukan reproduksi atau tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan didapatkan keterangan bahwa ikan tersebut akan memijah, baru memijah, atau sudah selesai memijah. Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali matang gonad, ada hubunganya dengan pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya (Effendi, 2002).

2.5.       Indeks Kematangan Gonad (IKG)

Perubahan yang terjadi dalam gonad secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam suatu indeks yang disebut indeks kematangan gonad (IKG). Indeks ini menunjukan perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad yang dinyatakan dalam persen. Indeks ini akan meningkat nilainya dan akan mencapai batas maksimum pada waktu akan terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai IKG lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan (Effendie, 1997 in Rizal, 2009).

Pengetahuan tentang indeks kematangan gonad (IKG) merupakan salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam biologi perikanan, dimana nilai IKG digunakan untuk memprediksi kapan ikan tersebut akan siap melakukan pemijahan. Dengan begitu penangkapan pada waktu ikan mencapai IKG maksimum dapat ditekan agar keberlangsungan dan ketersedian ikan tersebut dapat berlangsung secara terus menerus di perairan (Putri,2012).

2.6.       Fekunditas

Fekunditas merupakan ukuran yang paling umum dipakai untuk mengukur potensi produksi pada ikan, karena relatif lebih mudah dihitung, yaitu jumlah telur dalam ovari ikan betina (Sjafei et al, 1992 in Rizal, 2009). Peningkatan fekunditas berhubungan dengan peningkatan berat tubuh dan berat gonad. Fekunditas berbeda-beda tiap spesies dan kondisi lingkungan berbeda. Spesies ikan yang mempunyai fekunditas besar, pada umumnya memijah di daerah permukaan perairan sedangkan spesies yang mempunyai fekunditas kecil melindungi telurnya pada tanaman atau substrat lainnya (Nikolsky, 1963 in Rizal, 2009).

Besarnya fekunditas spesies dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain fertilitas, frekuensi pemijahan, perlindungan induk (parental care), kondisi lingkungan, kepadatan populasi, ketersediaan makanan, ukuran panjang dan bobot ikan, ukuran diameter telur, dan faktor lingkungan (Satyani, 2003; Moyle dan Cech, 2004; Okarsson dan Taggart, 2006 in Tampubolon, 2008).

III. METODE PRAKTIKUM

3.1.       Waktu Dan Tempat

Praktikum mata kuliah biologi perikanan dilaksanakan pada hari sabtu 11 maret 2017 mulai pukul 10.00 sampai 15.00 wit di laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Khairun, Ternate.

3.2.       Alat Dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Biologi Perikanan yang dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.

No.NamaKegunaan
1Cool BoxMenampung ikan selar
2Timbangan analitikMengukur berat gonad
3Timbangan biasaMengukur berat tubuh
4Satu set alat bedahPeralatan bedah sampel
5MistarMengukur panjang total ikan selar
6MikroskopPengamatan fekunditas
7Alat tulisMencatat hasil penilitian
8KameraDokumentasi kegiatan penilitian
9Kertas sampelWadah penyimpan Gonad
10Es batuPengawetan ikan
11Ikan selarBahan atau sempel praktikum

3.3.       Prosedur Kerja

Sediakan ikan selar sebanyak 50 ekor, untuk analisis tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, dan fekunditas. Sebagai awalan dukur panjang total ikan menggunakan penggaris dan berat dari masing – masing ikan yang diukur menggunakan timbangan kemudian beri tanda pada ikan agar mudah di kenali. Lakukan pembedahan secara berurutan. Setelah dilakukan pembedahan perhatikan bagian dari organ dalam ikan selar tersebut untuk memastikan organ yang akan kita ambil sebagai bahan. Amati jenis kelamin berdasarkan gonad dan catat tingkat kematangan gonad dari masing-masing ikan. Masukan gonad pada plastik sampel sesuai urutan ikan. Analisis selanjutnya hanya dilakukan pada ikan betina yang memiliki gonad dengan tingkat kematangan gonad 4 dan 5. Yaitu dilakukan penghitungan terhadap jumlah telur.

3.4.       Analisis Data

3.4.1.      Tingkat Kematangan gonad (TKG)

Data yang dibutuhkan adalah ukuran gonad dan bentuk morfologi gonad. Tahap-tahap perkembangan gonad ikan ditentukan secara morfologi yang merupakan modifikasi dari Cassie (Tabel 3.2).

Tabel 3.1. Penentuan TKG secara morfologi (Effendie 1997).

No.TingkaTKematanganBetinaJantan
1IOvari spt benang, panjangsampai kedepan tubuh,warna jernih, permukaanlicinTestes  seperti benang,  Iebihpendek,  ujungnya  dironggatubuh, warna jernih
2IIUkuran       Iebih  besar,pewarnaan gelap kekuning-kuningan,   telur   belumterlihat jelasUkuran  testes   Iebih  besar,pewarnaan putih susu,                                bentukIebih jelas dari TKG I
3IIIOvari         berwarna kuning,secara morfologi   telursudah kelihatan butirnya dengan mataPermukaan   testes    nampakbergerigi, warna makin putih,testes  makin   besar   dalamkeadaan  diawetkan   mudah putus
4IVOvari         makin besar,         telur berwarna kuning,        mudah dipisahkan,        butir   minyak tak tampak,      mengisi 1/22/3 rongga tubuh, usus TerdesakSeperti TKG  III tampak lebih jelas testes makin  pejal dan rongga tubuh mulai penuhWarna putih susu.
5VOvari  berkerut,  dindingtebal,  butir   telur   sisaterdapat didekat pelepasanTestes bagian belakang kempisdan  bagian  dekat  pelepasanmasih berisi.

3.4.2.      Penentuan jenis kelamin

Penentuan jenis kelamin ikan selar kuning dilakukan dengan melihat ciri-ciri dan perbedaan yang terdapat pada gonadnya. Ikan jantan memiliki gonad yang berwarna keputihan berupa testes, sedangkan ikan betina memiliki gonad yang berwarna kemerahan berupa ovum.

3.4.3.      Indeks kematangan gonad (IKG)

IKG adalah perbandingan dari berat gonad terhadap tubuh ikan. Nilai IKG seharusnya bisa dijadikan tingkat kematangan gonad. Peningkatan IKG akan meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad ikan tersebut (Effendi, 1979 in Yonvitner et al. 2008) :

Keterangan :

BG : Berat Gonad (gram)

BT : Berat Tubuh (gram)

IKG (indeks Kematangan Gonad) atau GSI (Gonado Somatic Index) yaitu nilai dalam persen (%) sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan. Pertumbuhan IKG akan sama dengan TKG. IKG akan maksimal pada saat akan terjadi pemijahan.

3.4.4.      Fekunditas

Dalam analisis fekunditas metode yang digunakan adalah metode gabungan dari beberapa metode yang ada yaitu (Effendi, 1979 in Yonvitner et al. 2008)

1.        Mengitung langsung satu persatu telur ikan

2.        Metode volumetrik yaitu dengan pengenceran telur

Keterangan :

X : Jumlah telur yang akan dicari

: Jumlah telur contoh

V : Volume seluruh gonad

: Volume gonad contoh

3.        Metode gravimetrik, prinsipnya sama dengan volumetrik, bedanya hanya pada ukuran volume diganti dengan ukuran berat.

4.        Metode gabungan (hitung gravimetrik dan volumetrik).

Keterangan :

F : Fekunditas

G : Berat gonad total

V : Volume pengenceran

X : Jumlah telur yang ada dalam 1 cc

Q : Berat telur contoh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.       Hasil Pengamatan

Data hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Pengamatan.

NoPanjang (cm)Berat tubuh (g)Berat Gonad (g)TKGIKG (%)FekunditasJenis Kelamin
119,50800,4030,50B
219,30800,2420,30B
316,50850,0910,11B
419,50900,9831,09B
518,50800,3620,45J
619,00900,3020,33J
719,50850,2510,29B
819,301000,2810,28J
918,30900,7430,82J
1017,30850,7030,82J
1118,00900,8010,89B
1220,201000,2510,25J
1320,101000,3530,35J
1419,00800,3530,44B
1518,00800,4030,50B
1619,60800,3730,46B
1717,50800,3530,44J
1818,50600,2010,33B
1919,00800,2520,31J
2019,501000,3030,30B
2118,30900,3230,36J
2218,50600,2210,37B
2318,50700,2110,30J
2419,10800,2820,35B
2516,70600,1810,30J
2615,50400,2010,50J
2715,50400,2010,50J
2815,50400,2010,50J
2916,00400,1910,48B
3015,50400,2820,70J
3115,00300,1810,60B
3216,00400,2920,73J
3315,20300,2010,67B
3415,10400,3020,75B
3514,80400,2820,70B
3615,40400,1810,45J
3717,00600,2720,45B
3815,20400,1810,45B
3916,00300,1810,60J
4015,00300,2010,67J
4115,90300,2110,70B
4216,40500,1910,38J
4315,30400,2010,50B
4416,50400,2010,50B
4516,50600,2520,42J
4616,50500,1810,36J
4715,10300,1910,63B
4816,00500,2010,40J
4915,10400,2010,50J
5015,00400,1810,45B

4.2.       Pembahasan

4.2.1.      Pengukuran Panjang Total Dan Berat Ikan Selar

Pengukuran panjang total ikan menggunakan penggaris, dimana ikan diukur mulai dari unjung caput hingga ke unjung cauda. Ikan terpanjang berukuran 20,2 cm, terpendek 14,8 cm. Pengukuran berat tubuh menggunakan timbangan. Ikan terberat berukuran 100 gram dan 30 gram adalah yang terkecil.

4.2.2.      Penentuan Jenis Kelamin

Dalam penentuan jenis kelamin ikan dibedah dan diamati gonadnya. Ikan dipegang pada bagian dorsum, kemudian diseksi dengan gunting arah longitudinal mulai dari anus sampai ventral apparatus opercularis. Selanjutnya seksi dilanjutkan ke arah dorsal mulai dari ujung pangkal pemotongan longitudinal. Setelah dibedah ikan di amati gonadnya. Gonad ikan terletak memanjang di dekat swim bladder. Ikan jantan memiliki gonad yang berwarna keputihan berupa testes, sedangkan ikan betina memiliki gonad yang berwarna merah kenuning – kuningan berupa ovum.Gonad tersebut kemudian disisihkan kedalam kertas sampel untuk pengukuran selanjutnya.

4.2.3.      Penentuan TKG

TKG ditentukan secara morfologi menggunakan Penentuan TKG secara morfologi menurut Effendie (1997), yang dapat dilihat pada Tabel 3.2. Dalam praktikum, TKG tertinngi adalah tingkat 3 dan 1 adalah TKG terendah. TKG 4 dan 5 tidak ditemukan.

4.2.4.      Penentuan Berat Gonad

Gonad yang disisihkan pada penentuan jenis kelamin ditimbang beratnya menggunakan timbangan analitik. Hasil pengukuran menunjukan berat gonad terbesar adalah 0,98 gram dan 0,09 yang terkecil.

4.2.5.      Penentuan IKG

IKG adalah perbandingan dari berat gonad terhadap tubuh ikan. Dalam penentuan IKG menggunakan rumus :

Keterangan :

BG : Berat Gonad (gram)

BT : Berat Tubuh (gram)

Dari hasil pengukuran, IKG terbesar adalah 1,09 % dan 0,11 adalah yang terendah.

4.2.6.      Penentuan Fekunditas

Dalam praktikum TKG 4 dan 5 yang merupakan syarat penghitungan jumlah telur tidak di temukan. TKG yang ditemukan adalah TKG 1, 2, dan 3 sehingga penentuan fekunditas tidak dilaksanakan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.           Kesimpulan

Berdasarkan penyusunan laporan praktikum ini, dapat saya tarik kesimpulan :

1.      TKG pada ikan Selar (Selaroides sppbaik jantan dmaupun betina. Ditentukan secara morfologi menggunakan tabel penentuan TKG secara morfologi menurut Effendie (1997), yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

2.      IKG pada Ikan Selar (Selaroides sppbaik jantan dmaupun betina ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

BG : Berat Gonad (gram)

BT : Berat Tubuh (gram)

3.      Fekunditas pada ikan umumnya pada TKG 4 dan 5 begitu pula pada ikan Ikan Selar (Selaroides spp). Fekunditas ini, hanya dilakukan pada ikan betina.

B.            Saran

Dalam praktikum ada beberapa kekurangan salah satunya tenaga asisten yang tidak ada dalam praktikum ini, sehingga mahasiswa kebingunan dalam menentukan fekunditas serta kebingungan menggunakan alat Lab. terutama mikroskop. Harapan saya, umtuk praktikum selanjutnya harus ada tenaga asisten yang handal.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Ridwan dan Usman Muhammad.2003. Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru : Unri Press

Baginda, Harris. 2006. Biologi reproduksi ikan tembang (Sardinela fimbriata) pada bulan januari-juni di perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Skripsi.

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Hidayat, Taufik. 2005. Pembuatan Hidrolisis Protein dari Ikan Selar Kuning (Caranx leptolepis) dengan menggunakan enzim papain. Skripsi. Program

Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Rahayu, E Lestari. 2009. Kebiasaan makan ikan motan (Thynnicthiys thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau. Skripsi.

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Rizal, D. Ahmad. 2009. Studi biologi reproduksi ikan senggiringan (Puntiun johorensis) di daerah aliran sungai Musi, Sumatra Selatan. Skripsi.

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Tampubolon. P. Atmaja. 2008. Biologi Reproduksi ikan motan (Thynnicthiys thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau.

Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Tututpoho, Shelly.N.E. 2008. Pertumbuhan Ikan Motan (Thynnicthiys thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau. Skripsi.

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Comments

Leave a Reply